Sabtu, 29 Mei 2010

Waspadai E.Coli pada Es Batu

Seiring dengan berkembangnya zaman, banyak pula terjadi berbagai hal contohnya saja kemiskinan. Sehingga tak heran banyak juga diantaranya beberapa oknum yang melakukan berbagai cara untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi seperti, pemakaian boraks, pewarna yang berbahaya, pemakaian formalin yang berlebihan pada beberapa jajanan favorit dipinggir jalan, hingga pemakaian deterjen pada ikan asin agar keliatan lebih bersih dan putih, atau pemakaian pewarna pada ikan kakap putih, biar menjadi kakap merah. Supaya di pasaran lebih mahal.

Dalam acara Investigasi di TransTV Minggu sore 27 Jan 08, tim investigasi TransTV mengungkap kasus es batu yang banyak digunakan di warung-warung di seputaran Jakarta. Es batu ini ternyata berasal dari air Sungai Ciliwung yang...( udah pada tau kan warnanya gimana? Hiy…). Padahal Sungai Ciliwung yang kita ketahui merupakan tempat yang sering dimanfaatkan orang-orang untuk menbuang kotoran manusia, kotoran hewan, sampah, bangkai dll. Awalnya mereka menggunakan zat pemutih (kapurit) agar air keliatan lebih jernih. Kemudian dimasukkan ke dalam pendingin dan jadilah peti-peti es yang besar dan bening.

Pada awalnya Es Batu ini hanya digunakan untuk mengawetkan bahan

makanan (ikan, buah dan sayuran) atau mendinginkan minuman botol pada kotak2 yang tidak memiliki sistem refrigerator. Sialnya para penjaja makanan dan minuman dimanapun, mulai di pinggir2 jalan hingga Restoran, menggunakan Es Batu ini, pada minuman dingin yang mereka jual. Es Teh Manis, Es Degan, Es Juice, Es Doger,dll.

Kemudian, setelah tim investigasi TransTV mengambil sampel secara acak di beberapa penjual yang menggunakan es ini pada aneka minuman dan kemudian mengetesnya di laboratorium, terbukti dalam es itu mengandung bakteri E. coli jauh di atas batas normal (10.000 – 20.000 per 100 mL). Dengan kata lain es ini mengandung bakteri hampir setara dengan (maaf) kotoran manusia. Iihhh…!!!

Namun, sebenarnya apa sih E.Coli itu?

Escherichia coli atau biasa disebut E. coli adalah bakteri yang hidup di dalam usus manusia. Keberadaannya di luar tubuh manusia menjadi indikator sanitasi makanan dan minuman, apakah pernah tercemar oleh kotoran manusia atau tidak. Keberadaan E. coli dalam air atau makanan juga dianggap memiliki korelasi tinggi dengan ditemukannya bibit penyakit (patogen) pada pangan.

Ada beberapa jenis E. coli yang umum ditemui dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:


1. E. coli Enteropatogenik

Tidak membahayakan pada sebagian orang dewasa tetapi sering kali menyebabkan diare pada bayi. Mungkin ditularkan melalui air yang digunakan untuk mencuci botol. Karenanya, botol susu bayi sebaiknya direbus setelah dicuci untuk mencegah diare.

2. E. coli Enteroinvasif

Cukup membahayakan karena dapat menyebabkan penyakit disentri. Biasanya ditandai dengan tinja yang mengandung darah.

3. E. coli Enterotoksigenik

Banyak menyebabkan diare pada para

pelancong (travelers diarrhea). Bakteri ini tidak terlalu membahayakan.

4. E.coli Enterohemoragik

Bakteri yang sangat berbahaya. Dalam penelitian Dewayanti-Hariyadi-et.al, 2001, dinyatakan bakteri ini hidup dalam daging giling mentah. Peneliti lain juga menemukannya pada air limbah rumah potong ayam.

Dan adakah cara untuk membunuh E. coli dengan cara yang efektif?

Cara yang paling tepat untuk membunuh E. coli yaitu dengan “direbus”/dipanaskan pada suhu 1000C. Karenanya, apabila ingin menbuat air es sebaiknya memakai air yang telah dimasak terlebih dahulu.

Adapun beberapa kiat aman lainnya agar terhindar dari E.Coli yaitu :

Kita hendaknya juga memerhatikan mata rantai es balok dari produsen hingga ke konsumen. Umumnya, es balok dibawa tanpa kemasan yang baik, hanya menggunakan karung goni atau malah tidak dikemas sama sekali. Sangat mungkin selama melalui mata rantai dari produsen ke konsumen, es itu tercemar bakteri E. coli.

Amati pula, banyak restoran atau pedagang minuman menyimpan es baloknya di depot kayu atau seng di pinggir jalan. Kebersihannya tentu tak terjamin.

Untuk amannya, sebaiknya pastikan dulu asal es yang akan dikonsumsi. Bila berasal dari air yang layak dikonsumsi dan penyimpanannya terjaga, berarti es tersebut aman. Jika tidak yakin, pilih saja minuman dalam kemasan yang telah didinginkan tanpa perlu dicampur dengan es batu.




0 komentar:

Posting Komentar

Previous Post Next Post Back to Top